Rabu, 16 Desember 2009

< >Genosida Berkalanjutan untuk Kaum Tikus<

Fenomena semangat hangat-hangat tahi ayam dalam menyikapi permasalahan yang ada dan memperingati hari besar, seperti hari antikorupsi sedunia yang dilakukan oleh masyarakat dan pejabat telah menjadi hal yang biasa di Negara Indonesia ini.

Peringatan hari anti korupsi dilakukan dengan demo besar-besaran di jalanan dengan meneriakkkan pekik anti korupsi, menggemborkan perlawanan sepenuh hati untuk melawan korupsi dan berbagai teriakan yang lainnya yang intinya mengharamkan koruptor di bumi pertiwi ini.Namun apa yeng terjadi stelah itu?Setelah hari antikorupsi berlalu , mereka menganggap hari itu sebagai angin lalu, melupakan perlawanan terhadap korupsi karena beritanya sudah basi.

Hal yang sama juga terjadi dalam dunia pejabat, pada saat hari anti korupsi mereka mengadakan rapat besar , berkoar-koar menolak keberadaan koruptor, berjanji akan melawan koruptor sepenuh hati, dan mengajak masyarakat untuk memberantas habis koruptor yang ada dalam negeri ini.Namun setelah hari anti korupsi mereka seakan melupakan gembar-gembor yang diteriakkan dalam rapat besar itu.Seolah lupa apa yang dikatakan , kerap kalai diantara mereka malah melakukan korupsi itu sendiri.

Sikap inkonsistensi dari khalayak umum dan pejabat yang melalaikan peran mereka untuk terus menerus maju kedepan dalam garda perlawanan terhadap musuh utama Negara, yaitu korupsi selayaknya harus di akhiri.Sudah semestinya ada tindakan lanjut untuk melakukan genosida terhadap kaum tikus di negeri ini.

Pertama, penyatuan mesin utama untuk melawan korupsi, yaitu Jaksa, Polisi, dan KPK.Kisah buaya vs tikus, biarlah berlalu dan kita ambil pelajaran darinya.Antara KPK dan Polisi tak perlu ada dendam dan mencari kesalahan masing –masing institusi.Begitu juga dengan Jaksa, tak perlu lagi berkong-kalikong untuk menjatuhkan salah satu institusi penegak hukumi.Sudah saatnya mereka bersatu untuk melawan korupsi dengan memerankan sebaik mungkin peran masing-masing.

Kedua, mempertegas hukuman terhadap tikus-tikus berdasi yang telah merugikan negeri ini.karena yang kita tahu selama ini, mereka hanya mendapatkan hukuman yang ringan yaitu dipenjara tak lebih dari lima sampai empat tahun untuk koruptor kelas kakap, padahal kalau kita lihat hal itu tak sesuai dengan kesalahan atau kerugian yang dilakukannya terhadap negara.Sudah saatnya, DPR membuat undang undang tindak pidana korupsi yang tegas seperti di Hongkong, yaitu memenjarakan koruptor kelas kakap selama mungkin, dan memberikan label buruk terhadap orang tersebut sehingga keluarga, sahabat dan tempat asalnya menjadi malu.Tentunya hal ini akan membuat koruptor berfikir dua kali untuk melakukan korupsi.Jangan malah DPR berdiam diri, dan tak mau membuat undang-undang tndak pidana korupsi yang menyiutkan nyali untuk berbuat korupsi.

Ketiga, Mempersiapkan embrio-embrio yang bersih lagi anti korupsi untuk memimpin Indonesia di masa yang akan datang. Ini adalah target jangka panjang untuk menjadikan Indonesia bersih dari koruptor. Dan hal ini dapat dilakukan dengan memasukkan kurikulum pelajaran korupsi dalam mata pelajaran pelajar-pelajar tingkat SD sampai Mahasiswa. Tidak hanya itu, kita juga harus melatih mereka sedini mungkin untuk tidak bertindak korupsi seperti mencontek saat ujian dan berbuat jujur dalam setiap keadaan.

Ketiga element penting ini sudah saatnya kita implementasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Karena bagaimanapun juga kita tidak bisa lama-lama menjadi negara yang berlabel korupsi, terkungkung untuk menyelesaikan kasus korupsi sehingga tak sempat memikirkan bagaimana memajukan negeri. Sementara negara-negara disekitar kita seperti Singapura dan Malaysia sudah keluar dari lubang korupsi dan bersiap menjadi negara besar yang berkontribusi.

Genosida berkelanjutan terhadap kaum tikus telah di mulai.Sudah saatnya Indonesia bisa berdiri sejajar dengan negara-negara yang bersih, anti korupsi. Sudah saatnya negara ini menjadi sebuah negara yang benar-benar besar lagi produktif. Tidak hanya besar kepulauannya saja, tetapi juga besar jiwanya.

Korban Kambing

Berkorban bagi Indonesia
Momen Hari Raya Idul Adha, atau yang dikenal sebagai Hari Raya Kurban sangat cocok untuk dijadikan momentum dalam memulai aksi berkorban bagi Indonesia.Pasalnya, Indonesia sedang ditimpa penyakit kesenjangan sosial dan penyakit rusaknya mental para pejabat.Jarak antara kalangan atas dengan kalangan bawah, bagaikan langit dan sumur.Hal ini diperparah dengan sikap kalangan atas yang seenaknya sendiri, bertengkar merebutkan kursi dan bermusuh-musuhan merebutkan posisi.
Padahal kalau dipikir-pikir, adanya orang kaya karena adanya orang miskin.Orang kaya tak bisa disebut kaya jika tidak ada orang miskin.Oleh karena itu, marilah kiranya menggelorakan semangat untuk berkorban bagi bangsa pada saat ini terutama bagi msyarakat kecil yang tertindas yang tak mempunyai kekuatan untuk membela dirinya.Mari kita mulai berkurban dari diri kita sendiri, dari hal-hal yang kecil dan dari sekarang juga.

Korban Kambing

Berkorban bagi Indonesia
Momen Hari Raya Idul Adha, atau yang dikenal sebagai Hari Raya Kurban sangat cocok untuk dijadikan momentum dalam memulai aksi berkorban bagi Indonesia.Pasalnya, Indonesia sedang ditimpa penyakit kesenjangan sosial dan penyakit rusaknya mental para pejabat.Jarak antara kalangan atas dengan kalangan bawah, bagaikan langit dan sumur.Hal ini diperparah dengan sikap kalangan atas yang seenaknya sendiri, bertengkar merebutkan kursi dan bermusuh-musuhan merebutkan posisi.
Padahal kalau dipikir-pikir, adanya orang kaya karena adanya orang miskin.Orang kaya tak bisa disebut kaya jika tidak ada orang miskin.Oleh karena itu, marilah kiranya menggelorakan semangat untuk berkorban bagi bangsa pada saat ini terutama bagi msyarakat kecil yang tertindas yang tak mempunyai kekuatan untuk membela dirinya.Mari kita mulai berkurban dari diri kita sendiri, dari hal-hal yang kecil dan dari sekarang juga.

oh Guru

Guruku Sayang, Guruku Malang

Label pahlawan tanpa tanda jasa bagi seorang guru, bagaikan dua sisi mata pedang.Di satu sisi gelar ini amat menyanjung, namun di sisi lain justru menjadi batu sandungan bagi guru itu sendiri.Bagaimana tidak, seringkali guru cuma mendapatkan penghargaan sebagai pemanis bibir,atau sekedar kata-kata saja.
Dikarenakan penghargaan yang seperti itulah, dunia pendidikan indonesia yang dulunya di kunjungi negara tetangga untuk belajar ke Indonesia, sekarang malah menjadi kebalikannya.Banyak warga Indonesia yang berkunjung ke negara tetangga, atau negara luar untuk mencari ilmu.
Sebagai ujung tombak pendidikan tak sepatutnya guru dipaerlakukan seperti itu.Seharusnya ada penghargaan yang bersifat material untuk memenuhi kesejahteraan guru, sehingga pendidikan indonesia bisa lebih maju.
Selesaikan, Jangan dilanjutkan !

Rekomendasi mengenai kasus bibit-chandra telah diserahkan tim delapan kepada presiden..Disitu tim delapan merekomendasikan kepada RI 1 untuk menghentikan kasus buaya versus cicak. Karena pada dasarnya kasus itu adalah kasus yang wajar.Namun akhirnya ada pemaksaan, karena sebenarnya polisi tidak membuktikan kasus pemerasan dan penyuapan yang dituduhkan pada Bibit-Chandra.Tim delapan juga merekomendasikan untuk menjatuhkan sanksi pada pejabat yang bertanggung jawab pada proses hukum yang dipaksakan dan melakukan reformasi institusi di Kepolisian dan Kejaksaan.

Sekarang bola sudah ada di kaki President, sudah saatnya RI 1 bertindak yang terbaik untuk rakyat Indonesia.Rakyat sudah leleh mendengar berita pertikaian antara cicak versus buaya, mereka juga lelah menunggu keputusan presiden untuk mengahiri episode buruk perseteruan dua Institusi besar pelindung rakyat.Pertimbangan untuk mengambil keputusan memang diperlukan, tetapi terlalu banyak pertimbangan bisa menimbulkan masalah baru yang sulit terselesaikan.Ayo RI 1 ! selesaikan lebih cepat lebih baik, jangan dilanjutkan !

hayo ngaku ! para tersangka koruptor

Mengakulah Para Tersangka !
Dewasa ini polemik kasus Bibit-Chanda hampir menemui titik temu.Berbagai barang bukti telah ditemukan untuk menjerat para tersangka.Namun yang mengesalkan adalah perbuatan para tersangka yang tak mengakui dirnya melakukan tindak pidana dalam kasus Bibit-Chandra.Mereka berdalih tidak menyuap dan disuap.Berbagai alasan mereka keluarkan untuk membuktikan dirinya tidak bersalah, padahal barang bukti sudah ada dihadapan mata.
Memang sangat berat untuk mengakui kesalahan dalam kasus ini.Karena jika mereka mengaku salah, tak hanya dirinya yang akan mendapatkan dampaknya.Melainkan para keluarga sampai anak turunan, tetangga dari daerah asal, dan teman-temannya akan mendapatkan getah dari perbuatan mereka.Namun yang perlu diingat bahwa becik ketitik olo ketoro, meskipun para tersangka tidak mengaku, tetap akan kelihatan belangnya.Sehingga lebih baik mengaku sekarang juga daripada terus berbohong yang akan terus menambah dosa.

Oposisi Yuk !

Beroposisi untuk Mengimbangi Koalisi

Kuatnya dukungan partai-partai besar pada Kabinet Indonesia Bersatu, menjadikan peran pemerintahan semakin dominan dan kuat.Pemerintah seakan mendapatkan angin segar berupa kesempatan untuk menggunakan kekuasaan secara absolut. Dan seolah-olah mereka bisa melambungkan kekuasaan tanpa hambatan.
Nah, untuk membendung dan mengontrol jalannya pemerintahan yang mendapat dukungan penuh dari partai-partai besar. Salah satu caranya adalah dengan menempatkan posisi kita sebagai oposisi.Masyarakat tak boleh pasif, melainkan harus bersikap kritis terhadap semua persoalan bangsa. Apabila pemerintah terlalu sembarangan dalam mengambil keputusan, kita harus mengkriitisinya dan menawarkan solusi jitu.Bukankah masyarakat yang baik, adalah masyarakat yang peka terhadap permasalahan bangsanya dan senantiasa bersikap kritis dan solutif ?

Ibnu SuBiYanto

Presiden Tidak Bodoh

Penetapan menteri dalam Kabinet Indonesia Bersatu banyak menimbulkan kritik dari masyarakat.Mereka meragukan para menteri yang terpilih akan mampu menjalankan tugasnya sebagai menteri karena mereka memandang bahwa menteri-menteri tersebut tidak cocok pada tempat dan kualitasnya.Sekiranya masih banyak orang-orang yang dirasa cocok menduduki jabatan menteri, tetapi tidak terpilih menjadi menteri.

Namun sebelum memandang dan mengkritik seperti itu, seharusnya masyarakat melihat dulu tentang profil dan sepak terjang para menteri yang terpilih.Karena kritik tanpa adanya bukti adalah semu.Tentunya presiden tidak sembarang memilih menteri, Ia lebih tahu tentang sepak terjang dan kualitas para menterinya dan juga ia sudah menimbang bibit bobot bebet para menteri yang bisa diajak untuk memajukan bangsa..Yakinlah bahwa presiden tak akan memilih sembarang menteri, karena presiden tidaklah bodoh

Ngontel Yuk

Membudayakan Bersepeda

Perkembangan transportasi di kota-kota besar semakin hari semakin ramai. Berbagai kendaraan setiap hari memenuhi jalanan dan mengeluarkan polusi yang berasal dari pembakaran bahan bakar yang digunakan.Tidak hanya itu, banyaknya kendaraan tersebut juga menimbulkan permasalahan berupa kemacetan.

Nah,salah satu solusi untuk mengurangi kemecetan dan polusi kendaraan adalah membudayakan bersepeda dalam menjalankan hal-hal yang bisa dilakukan menggunakan sepeda.Seperti ketika ingin pergi ke kampus ataupun kantor.Tak perlu gengsi untuk melakukan hal kecil yang bisa mengubah keadaan.Karena budaya bersepeda merupakan budaya yang telah diterapkan di negara-negara maju seperti Belanda, Amerika, Jepang dan lain-lainya.

Selasa, 15 Desember 2009

Segitiga Antah Berantah

Cicak, Buaya dan Tikus Antah Berantah

.

Alkisah di Negeri Antah berantah binatang-binatang bisa berbicara.Mereka dipimpin oleh seekor Singa reformasi yang sangat berwibawa.Berbagai permasalahan telah berhasil di pecahkan oleh sang raja rimba, sehingga membawa Negeri Antah berantah menuju ke arah perubahan yang lebih baik. Rakyat Negeri Antah berantah sangat bersyukur mempunyai raja yang bijaksana, karena sebelumnya mereka telah diperintah oleh raja yang penuh tipu daya, yaitu Macan orde lama.Selama 33 tahun mereka dipimpin oleh Macan orde lama, selama itu pula mereka berada dalam masa pengekangan, karena kebebasan adalah hal yang tabu pada masa itu.

Kini dalam pemerintahan Singa reformasi, berbagai hal banyak yang diperbaharui.Seperti dalam hal birokrasi, kebebasan berpendapat dan penanganan terhadap Tikus-tikus dalam Negeri Antah berantah yang sering menggerogoti devisa.Untuk menagani tikus-tikus Sang singa telah meyuruh para Buaya melahap mereka tanpa ampun agar tak merugikan Negara Antah berantah lagi.Namun karena Tikus bukanlah hewan yang bodoh, yang akan mau termakan begitu saja dihadapan sang Buaya. Sering kali mereka membujuk sang Buaya untuk tidak memakan mereka, yaitu dengan memberi makanan lain yang lebih enak dari daging mereka.Sehingga seringkali Sang buaya meloloskan mereka.

Melihat para Tikus yang begitu leluasa hidup bebas dengan menggerogoti kas Negara Antah berantah, para rakyat merasa kesal.Mereka menuntut Sang Singa reformasi, pemimpin mereka untuk membuat pasukan yang fokus memberantas Tikus.Sang singa menerima tuntutan rakyatnya, bersama jajaran kabinetnya ia merapatkan masalah tersebut.Dan hasilnya Sang singa memutuskan untuk membentuk pasukan Cicak Pemberantas Tikus.Sang singa reformasi menyeleksi Cicak-cicak yang professional untuk dijadikan sebagai pemimpin dan juga anggota pasukan Cicak pemberantas Tikus.Setelah selesai menyeleksi Cicak-cicak yang professional untuk dijadikan pimpinan dan anggota, Sang raja meresmikan pasukan Cicak Pemberantas Tikus.

Rakyat menyambut gembira atas terbentuknya pasukan itu, mereka sangat berharap pada pasukan Cicak untuk memberantas para Tikus yang telah lama menggerogoti devisa negara.Mendapat sambutan yang baik dari rakyat, pasukan Cicak Pemberantas Tikus menjadi semangat untuk bekerja.Mereka besungguh-sungguh untuk menangkap para Tikus.Berbagai cara mereka gunakan untuk menangkap Tikus , mulai dari membuat perangkap Tikus, menyewa Kucing sampai menyadap pembicaraan yang dilakukan Tikus.Upaya yang dilakukan para Cicak tidak sia-sia, satu-dua Tikus berhasil mereka tangkap.Dan dari satu-dua Tikus tersebut, Cicak-cicak itu mendapat informasi tantang Tikus-tikus yang lain.Nah, dari informasi itu Cicak-cicak melakukan penyidikan terhadap Tikus-tikus yang lain.Sehingga banyak Tikus mulai dari kelas teri sampai kelas kakap yang berhasil tertangkap.

###

Suatu kasus yang sangat menggemparkan Negara Antah berantah adalah kasus Tikus kakap yang tertangkap oleh Sang cicak.Tikus kakap tersebut meminta bantuan kerabatnya untuk membantu meloloskannya dalam jeratan Cicak.Ia memberi banyak emas kepada kerabatnya, guna menyuap para pemegang hukum Negara Antah berantah.Targetnya adalah Sang buaya penegak hukum, Sang rubah penuntut perkara dalam pengadilan, dan Sang cicak.Target pertama adalah Sang buaya.Si kerabat tikus tak perlu berpikir lama untuk mencari Buaya yang bisa di ajak kompromi.Karena dari pergaulannya yang luas, ia mempunyai banyak teman dari kalangan Buaya.Dan mulailah ia menekan tombol handphone untuk mencari nomor Sang buaya.

“Ehm…! Hallo Teman, bagaimana kabarnya? Masih ingat aku tidak? Ini aku ada job yang menggiurkan.Tugasnya ringgan kok ! Tinggal bantu membereskan kasus kerabatku yang terjerat oleh perangkap Cicak.Aku ada dana banyak, tinggal ngomong berapa, entar aku sediakan .Ehm…! Sudahlah, jangan di ambil susah.Kamu tinggal melegalisasi kasus ini. Tadi aku juga sudah bilang sama Si rubah penuntut umum.Mereka siap membantu kita dalam pengadilan mengenai kasus yang menimpa kerabatku,” ucap kerabat Tikus kepada buaya.

“ Ok!, aku tidak masalah kalau sudah mendapatkan dukungan dari Si rubah penuntut perkara pengadilan.Pokoknya kita harus saling mempercayai , jangan sampai ada diantara kita yang berkhianat ! dan dananya harus kita bagi adil bersama” pinta Buaya

Tak disangka, tak dikira, ternyata percakapan antara Buaya dengan kerabat dekat Tikus tadi telah di sadap oleh Si cicak.Mereka sangat terkejut mendengar percakapan keduanya.Sagala rencana mereka persiapkan untuk menangani masalah ini.Karena ini adalah masalah yang sangat besar yang bisa menguncang psikologis masyarakat Antah berantah.

Aroma berita penyadapan Cicak terhadap Buaya dan kerabat dekat tikus ternyata tercium juga oleh Merpati pemburu berita.Dengan antusiasme yang sangat tinggi mereka mendatangi sarang Cicak dan juga sarang Buaya.

“Bagaimana Pak Cicak , apakah penyadapan telepon itu melibatkan kerabat dekat musuh besar Negara Antah berantah dengan anggota keluarga pelindung negara?” Tanya merpati pemburu berita

“Oh, penyadapan telepon tersebut memang melibatkan Si kerabat tikus dengan salah satu anggota buaya yang masih belum jelas, karena dalam penyadapan Si kerabat tikus tidak memyebut nama langsung, tetapi menyebutkan kode jabatan yang ada dalam keluarga Buaya.”jawab Cicak

“Lha bagaimana sikap bapak untuk menanggapi kasus iini?” Tanya Merpati lagi

“Pokoknya tenang saja, kita semua sudah punya rencana untuk menyelidiki lebih lanjut mengenai siapa Buaya tersebut.”jawab Cicak

Sementara para Merpati merasa agak kecewa karena Buaya sedikit memberikan komentar, Buaya masih perlu bukti yang otentik mengenai siapa Jelasnya Buaya yang dimaksud.

Berita percakapan antara Buaya dan kerabat dekat Tikus menjadi headline di koran Antah berantah.Rakyat yang membaca Koran tersebut tak habis fikir, mereka sangat kaget mengetahui pelindung mereka bersekutu dengan kerabat dekat musuh negara.

Suasana di sarang Buaya sangat ramai sekali, mereka seakan kebakaran jenggot membaca headline yang terpampang besar di Koran Antah berantah.Buaya-buaya itu berkumpul menanggapi masalah ini.Satu persatu buaya mulai menggeluarkan pendapatnya.

“Ehm…, bagaimana ini? Masyarakat mulai termakan oleh berita yang ditulis oleh Merpati.Mereka seakan menafikan peran kita selama ini setelah membaca berita itu.” Ucap salah satu Buaya.

“Betul itu ! kita harus menggembalikan kepercayaan masyarakat antah berantah .Kita harus menyelidiki kebenaran berita itu, dan mencari siapa saja yang terlibat dalam kasus ini” Sambung Buaya lain

“Ok ! maka dari itu kita harus menggunakan tim penyidik untuk menyidik siapa saja yang terlibat.”Tambah Buaya pertama

Detik-detik berganti dengan detik, seiring berjalannya waktu tim penyidik telah mendapatkan informasi dan bukti terkait dengan kasus yang melibatkan antara Buaya dan kerabat dekat Tikus.Yaitu terkait keterlibatan Si cicak yang diduga mendapatkan upeti dari bos Tikus.Bos tikus menjelaskan bahwa dia memberi upeti kepada Cicak, melalui perantara Si hamster, pengacara Bos tikus.Tak puas dengan informasi itu, Buaya penyidik mendatangi sarang Hamster dan mengintrogasi apakah dia benar-benar memberikan upeti kepada Tikus atau tidak.

“Jawab dengan jujur Pak hamster, apakah anda memberikan upeti kepada Pak cicak?”

“Benar, saya memberikan upeti kepada Pak cicak, tetapi tidak saya berikan secara langsung kepada Pak cicak melainkan melalui perantara, yaitu staf Pak cicak” jawab Si hamster

Melalui jawaban tersebut, Si buaya mendapatkan angin segar, karena ternyata Si cicak ada indikasi menerima upeti dari Si tikus.Mereka mulai mencari bukti sebanyak-banyaknya untuk mengugkapkan kebenaran bahwa Si cicak telah menerima upeti dari Si tikus.

Bak terbang tinggi terjatuh di lumbung padi, para Merpati pencari berita mendapatkan santapan empuk lagi segar yaitu adanya berrita Cicak versus Buaya, berita pertikaian dua keluarga yang sangat terpandang di Negeri Antah berantah, dan sudah diakui keberadaanya sebagai pelindung masyarakat.Dengan antusiasme yang tinggi mereka meliput berita tersebut, terkadang menambahinya dengan bumbu penyedap berita sehingga membuat masyarakat Antah beratah menjadi ketagihan setelah membaca berita.

Dan perang di medan persidangan telah di mulai, Kedua kubu antara Buaya dan Cicak sama-sama kuat.Mereka berlomba-lomba untuk menunjukkan bukti terkait dengan kasus yang menimpa Cicak dengan Tikus.

“Kepada saksi silahkan berbicara yang sebenarnya !”Ucap Burung hantu yang menjadi hakim dalam persidangan ini.

“Begini pak ! pada waktu itu saya di suruh bos saya, bos Tikus untuk memyerahkan upeti kepada Cicak. Nah, saya datang ke Cicak namun tak menjumpai Pak cicak, maka dari itu saya serahkan upeti tersebut pada staf Pak cicak” Ucap Si hamster yang menjadi saksi

“Kemudian, kepada Pak cicak silahkan ditanggapi kesaksian dari Pak hamster ini !” pinta Burung hantu

“Saya berani bersumpah bahwa saya tidak menerima upeti tersebut, karena pada waktu itu , saya sedang pergi ke negara tetangga.Jika masih kurang percaya, ini ada keterangan visa dan paspornya terkait kedatanganku kesana.” Ucap salah satu Cicak

“Saya juga menolak di tuduh menerima upeti yang begitu besar dari Si tikus, karena seumur hidup saya tak pernah memegang upeti sebanyak itu.Adapun mengenai kesaksian Si hamster yang memberikan upeti kepada staf saya, saya benar-benar tidak tahu, karena staf saya tidak memberikan upeti tersebut kepada saya.Saya kira hal ini perlu di klarifikasi, agar nampak kejelasan yang ada.” Ucap Cicak lain

Mendengar keterangan dari tertuduh, Sang hakim menjadi agak bimbang.Karena antara Cicak dan Buaya sama-sama ngotot mengaku mereka dalah benar.Terkait dengan adanya bukti-bukti, keduanya mengeluarkan bukti-bukti yang masih belum jelas.Sehingga ia mengambil keputusan untuk menunda persidangan seminggu lagi.Ia menyuruh Si cicak untuk membawa juga bukti rekaman yang melibatkan Buaya dengan kerabat Tikus, karena kasus itu juga berhubungan dengan kasus upeti Tikus dengan Cicak.

Setelah perang di meja persidangan berakhir, Sang buaya membuat laporan penahanan kepada kedua Cicak yang diduga menerima upeti dari Si tikus.Keluarga buaya mengeluarkan pasal-pasal penahanan karena takut kedua cicak ini akan kabur melarikan diri.

Berita penahanan Si Cicak yang dianggap pahlawan oleh masyarakat karena telah banyak berjasa terutama melumpuhkan sepak terjang para Tikus-tikus Antah berantah menggemparkan masyarakat antah berantah.Mereka kaget bukan kepalang, menghadapi situasi seperti ini.Seakan tidak percaya bahwa ini adalah nyata.Namun, meskipun para Buaya menahan Si cicak.Masyarakat Antah berantah tetap memberikan dukungan dalam dunia nyata dan dunia maya.Dalam dunia maya, masyarakat yang tersentuh hatinya melakukan demo menuntut pembebasab Cicak Antah berantah yang nyata-nyata tidak salah menurut mereka.Sementara dalam dunia maya, mula-mula satu dua dari masyarakat antah berantah pengguna jejaring social Facebook menggalang dukungan.Namun lama kelamaan dukungan ini semakin bertambah menjadi jutaan dukungan.Tak hanya dukungan dari rakyat kecil antah berantah, tetapi guru bangsa, seniman ,artis, dan beberapa aktifis turut serta mendukung pembebasan Si cicak antah berantah dari dalam penjara.

Namun, meskipun dukungan pembebasan terhadap si cicak semakin bertambah, Buaya belum juga membebaskan kedua Cicak besar tersebut.Mereka masih menggurung kedua Cicak itu dalam jeruji.Sampai sidang kedua telah tiba, Buaya masih menahan tersangka.Sehingga kedua Cicak tersebut menyuruh perwakilannya untuk membawakan bukti rekaman antara buaya dan tikus, beserta rekaman lainya yang terkait dengan rekaman terrsebut.

“Yah, perwakilan Cicak sudah datang dengan membawa bukti rekaman.Mari kita dengarkan baik-baik rekaman ini.”Ucap Pak hakim

Dan selama empat jam setengah, rekaman itu diperdengarkan.Hasilnya lebih menggemparkan.Ternyata selama ini, banyak dari keluarga Buaya dan juga Rubah penuntut perkara pengadilan yang telah menjualkan perkara, sampai-sampai ada juga makelar kasus yang siap menyelesaikan kasus dalam waktu sekejap asal dananya juga berlipat-lipat.Sidang pemutaran barang bukti berupa rekaman yang disiarkan langsung oleh salah satu televisi Negeri Antah berantah semakin menambah gejolak masyarakat Antah berantah.Mereka semakin terlecut hatinya untuk beraksi mendukung pembebasan kedua Cicak yang ditahan Buaya.

Demo besar-besaran terjadi di masing-masing kota seluruh Negeri Antah berantah.Dukungan dari facebookers di dunia maya juga semakin bertambah.Sehingga melihat keadan seperti ini, Buaya akhirnya membebaskan kedua Cicak tersebut.Pembebasan ini disambut dengan suka cita oleh masyarakat.

Masyarakat antah berantah berfikir bahwa kasus buaya dan cicak ini semakin besar.Sehingga mereka meminta Sang singa reformasi, pemimpin Negara Antah berantah untuk bertindak menyelesaikan kasus yaitu dengan membuat tim khusus.Dan saran itu pun mendapatt tanggapan cepat dari Singa refolusi, Sang singa segera membentuk tim pencari fakta untuk memberikan rekomendasi padanya, Ia menyebut tim pencari fakta ini dengan tim delapan terkait delapan anggota terpilih kepercayaan rakyat yang perannya dalam negara antah berantah sudah tak bisa dipertanyakan lagi.Sang singga memberi deadline kepada tim delapan untuk memberikan rekomendasi pada batas waktu yang telah ditetapkan.

Tanpa banyak pikir panjang, tim delapan segera membuat rencana untuk mencari fakta terkait kasus Cicak melawan Buaya.Mereka mulai memanggil siapa saja yang terkait dalam kasus ini.Mulai dari Si kerabat Tikus, Si hamster, Si Buaya, Si rubah penuntut umum dan juga Si cicak.Pertama, Si kerabat tikus menyatakan bahwa dia di suruh bos tikus yang terkena kasus korusi upeti negara antah berantah untuk menyuap Si buaya, dan Si rubah penuntut umum guna melegalkan dan membereskan kasus bos tikus agar Si bos tikus tidak di buru oleh Si cicak.Di samping itu, ia juga menyatakan bahwa telah di suruh bos tikus untuk menyuap si cicak.Mengenai hal ini, ia menyuruh Si hamster untuk menyerahkan upeti suapan kepada Si cicak .Kedua, Si hamster balik mencabut pengakuannya di pengadilan dulu.Sekarang ia menyatakan bahwa semua ucapanya itu adalah bohong semata, ia meminta maaf kepada Si cicak karena telah mencemarkan nama baiknya.Sementara, Si Buaya,Rubah dan Cicak memberikan pernyataan apa adanya terkait keterlibatan mereka dalam kasus ini.

Benang merah dalam kasus Cicak versus Buaya, mulai tim delapan temukan.Dari hasil pencarian fakta selama berhari-hari. Tibalah saatnya tim delapan memberikan rekomendasi kepada Singa reformasi.Isi rekomendasi itu adalah menghentikan kasus Buaya dan Cicak, karena bukti yang diajukan Sang buaya tidaklah kuat, tetapi mereka masih ngotot memaksakan bukti-bukti yang terbatas tersebut.Ia juga menambahkan, bahwa perlu adanya reformasi atau perbaikan dalam keluarga pengendali hukum dalam Negara Antah berantah.

Rekomendasi ini, mendapatkan sambutan yang baik dari Singa reformasi.Namun, ia masih mempertimbangkan hal-hal lain yang perlu dipertimbangkan dalam penyelesaian kasus yang luar biasa ini.Sang singa berharap kepada mesyarakat untuk tidak memaksanya dalam mengambil keputusan, karena ia tidak mau timbulnya masalah yang lebih besar lagi dikarenakan terlalu cepat mengambil keputusan dalam kasus Cicak dan Buaya ini.Ia juga berharap agar masyarakat Antah berantah dapat mengambil pelajaran dari kasus ini.

Segitiga Buaya, Cicak dan Tikus di Negeri Antah berantah hampir berakhir, tinggal menunggu keputusan dari Sang Singa reformasi.Penduduk antah berantah berharap-harap cemas, mereka sudah bosan menunggu kepastian, dan merekapun berdoa mengharap tidak ada lagi Tikus-tikus yang berjalan bebas di jalanan.

Malang, November 2009

*)Afif Afandi, Penulis lepas di lembah Semeru

Kamis, 08 Oktober 2009

jembatan untuk meraih impian telah kutapaki. Sekarang tinggal diriku sendiri yang berusaha untuk bisa terus berjalan menggapai impian.perjalanan masih panjang.aku tak mau berhenti di tengah jembatan hanya karena masalah yang sepele