Sabtu, 23 Juli 2011

Cerpen " Sedekah Bumi "


Sedekah Bumi
Oleh : Afif Afandi*

Dukuh Kemukus, seperti desa-desa lainya yang ada di kelurahan Parang Garuda lazim mengadakan sedekah bumi di setiap tahunnya. Menurut cerita yang beredar secara turun temurun. Upacara sedekah bumi dilaksanakan untuk meminta keselamatan kepada Sang maha Pencipta melalui wasilah danyang atau pendiri desa setempat. Adapun bentuk upacara yang dilakukan adalah berupa menggelar wayang kulit di keramat, makam danyang setempat. Selain itu, warga desa juga harus menggelar acara kondangan. Tak ada orang yang berani melanggar aturan sedekah bumi, karena akan ada tumbal yang diambil oleh sang danyang apabila upacara sedekah bumi dilakukan dengan bentuk yang berbeda.

***
Sedekah bumi di dukuh Kemukus tinggal menghitung hari. Tepat setelah sholat Isya berlangsung, jama’ah yang terdiri dari kaum muda dan tua tak langsung pulang ke rumah. Kepala dukuh berencana menggelar rapat menyambut sedekah bumi yang akan dilaksanakan pada hari Ahad pahing. Serambi masjid baru terisi setengah, orang-oarang saling ngobrol satu sama lain sembari menunggu pemuka desa yang tak jama’ah di Masjid Sunan Kalijogo. Tak kurang dari setengah jam, warga dukuh Kemukus telah memnuhi serambi masjid yang dibangun secara gotong royong ini.
“Asslamualaikum Warahmatullahi Wabarokatuh”, Pak joko sebagai kepala dusun mengawali rapat sedekah bumi. “ Warga  dukuh Kemukus yang terhormat, terimakasih atas kedatangannya di serambi masjid ini. Saya megundang kalian semua karena tak lama lagi kita akan mengadanakan sedekah bumi seperti di tahun-tahun sebelumnya. Dalam rapat ini saya harap kita bisa bermusyawarah untuk merencanakan pelaksanaan sedekah bumi dan  matang. Oleh karena itu, silahkan bagi hadirin yang terhormat untuk menyampaikan pendapatnya”
            Mbah jono selaku sesepuh dukuh setempat menyatakan kalau sedekah bumi harus dilksanakan sebagai mana pelaksanaan di tahun-tahun sebelumnya. Artinya dukuh kemukus harus menggelar wayang kulit di keramat dan mengadakan kondangan di MI (Madrasah Ibtidaiyah) yang biasa digunakan untuk kondangan. Terkait acaranya, beliau mempercayakannya pada anak-anak muda. Pendapat ini juga di dukung oleh Pak de Kardi, selaku ketua RT 4. Namun ia menambahkan agar kondangan yang dilakukan di MI ditambahi dengan acara lomba anak-anak MI dengan mengundang MI dukuh sebelah. Bukan tanpa alasan Pak de Kardi mengusulkan pendapat, karena ia ingin agar anak-anak MI yang sekarang menjadi embrio dukuh Kemukus besok bisa bersaing dengan yang lainnya. Undangan ke dukuh sebelah juga dimaksudkan untuk menjalin hubungan baik dan berbagi.
Berbeda dengan Mbah Jono dan Pak de Kardi, Supri selaku pemuda setempat berpendapat kalau pelaksanaan sedekah bumi harus dilaksanakan dengan acara yang inovatif. Ia menyarankan agar acara wayang kulit diganti dengan acara konser Dangdut yang digandrungi oleh pemuda dan sebagian kaum tua. Alasannya warga dukuh Kemukus sekarang tidak lagi hidup di zaman prasejarah yang masih saja percaya dengan hal-hal gaib yang tak bisa di uji kebenarannya. Pemuda yang sekaligus menjadi mahasiswa ini ingin menyadarkan warga dukuh kelahirannya agar terbuka pikirannya. Ia mencoba menjelaskan dengan teori yang di dapat selama kuliah. Mulai dari teori idealisme sampai positivisme ia beberkan dengan bahasa yang enak di dengar dan mudah dipahami. Warga dukuh kemukus yang menangkap maksud pemuda ini mulai sadar kalau sebenarnya selama ini yang dilakukan adalah taklid buta. Yaitu mengikuti adat turun temurun tanpa mencari kebenaran yang ada. Anjuran untuk melakukan ritual wayang kulit dan kondangan dimaknai sebagai wasiat dari danyang yang tak diketahui kebenarannya.
            Rapat sedekah bumi yang dipimpin oleh kepala dukuh mengerucut pada dua pendapat. Antara kaum tua dan muda. Golongan tua menginginkan agar acara sedekah bumi dilaksanakan sesuai adat, sementara golongan muda menginginkan agar acara sedekah bumi dilaksanakan dengan menambah sedikit inovasi. Perang argumen terjadi di tengah rapat membuat malam yang biasanya terasa sunyi sekarang menjadi ramai. Serambi masjid seakan menjadi gedung DPR yang biasa digunakan untuk ajang beradu pendapat antar elite partai. Kepala dukuh yang bertanggung jawab akan rapat malam ini mulai menegahi kedua kubu. Ia tak memprediksi kalau rapat yang biasanya tenang-tenang saja berubah menjadi ajang adu argumen.
            “ Warga dukuh yang terhormat. Kita patut menghargai pendapat yang lahir dari pikiran kita dan orang lain. Jangan sampai perbedaan pendapat ini menjadi kerisuhan yang merugikan kita semua. Antara pendapat Pak de Kardi dan Mas Supri sama-sama baik. Mereka menginginkan kebaikan bagi dukuh Kemukus ini. Saya hanya ingin mengambil jalan tengah untuk menjembatani kedua pendapat ini. Dan pendapat saya adalah dengan cara mengadakan baik acara wayang kulit di makam mbah kemukus, kondangan di MI, dan konser dangdutan. Acara kondangan akan dilaksanakan di pagi hari, acara wayang kulit akan diadakan di siang hari, sementara acara konser dangdut akan di adakan di malam hari. Bagi kalian yang keberatan dengan pendapat saya. Saya persilahkan untuk menyanggahnya dengan alasan yang jelas “, ucap pak Joko.
            “ Saya setuju dengan pendapat dari pak Joko. Ide yang bagus menurut saya. Karena dengan jalan tengah ini. Tentunya tak ada golongan yang dirugikan”, ucap Qodir. Tak berselang lama, Imam yang menjadi guru MI berkata,” Solusi yang bagus dari Pak Wa (ketua) dukuh. Kita patut mendukung jalan tengah ini. Kalau tida begitu, sampai kiamat pun rapat ini tidak akan selesai. Karena  masing-masing pendapat sama kuatnya. Mekipun kita melakukan voting. Hal itu tentunya akan membuat kecewa saudara kita yang kalah pendapatnya.”
Pak Kepala dukuh coba  menanyai warganya,” Bagaimana hadirin semuanya? Apakah semua sepakat denganjalan tengah ini?” Serentak warga dukuh Kemukus mengiyakan usulan Pak Joko. Namun ada juga sedikit warga yang kecewa karena belum bisa legowo.
            Malam telah larut. Bunyi kentongan yang dipukul sampai dua belas kali menunjukkan jarum jam telah berada vertikal menunjuk angka dua belas. Warga yang menghadiri rapat sedekah bumi satu persatu mulai bersalaman dengan yang lain untuk pulang berpamitan. Pak joko bernafas lega, ia puas dapat menjembatani perang ide antara golongan salafi dan modernis.

***
“ Ayo anak-anak, duduk yang rapi. Berdoa dulu sebelum makan. Dan Tolong berkatnya dimakan tanpa sisa. Ibu tak mau kalian kehilangan keberkahan dalam makanan yang telah di doakan ini “, Bu Siti mengingatkan anak-anak MI yang siap menyantap nasi berkat kondangan yang dibawa oleh warga kemukus ke sekilahan.
“ Baik, bu guru !”  serentak jawaban itu keluar dari mulut siswa-siswi yang berbaur dengan anak-anak sekolah dukuh sebelah.
            Acara kondangan sedekah bumi di MI sedikit terkotori oleh ulah anak-anak yang memainkan makanan mereka. Meskipun sudah di nasehati untuk menghabiskan nasi berkat kondangan. Mereka malah menggunakan tahu tempe yang ada di dalam nasi sebagai peluru kendali untuk bermain perang-perangan di dalam kelas. Dasar memang anak-anak kecil, aksi mereka membuat gelak tawa orang tua yang melihatnya. Kemeriahan sedekah bumi belum berakhir. Setelah acara makan nasi kondangan bersama-sama. Warga desa disuguhi oleh penampilan anak-anak yang bermain sepak bola di tengah lapangan melawan anak-anak MI dukuh tetangga. Sorak sorai penonton manambah semangat anak-anak Kemukus untuk menampilkan permainan yang cantik.
            Kondisi lapangan yang becek semakin menarik perhatian penonton. Karena tiap kali kesebelasan dukuh sebelah mau membobol gawang kesebelasan kemukus digagalkan oleh lumpur yang tepat berada di bawah mistar gawang. Terik mentari mulai meninggi, sampai di akhir waktu normal kedudukan tetap sama. Alhasil langsung di adakan adu penalti. Tak ada tambahan waktu 30 menit karena hari mulai panas. Kemengan dramatis diraih anak-anak kemukus. Hanya satu anak yang berhasil membobol gawang. Semuanya gagal oleh penampilan kiper yang bagus dari masing-masing kesebelasan. 1-0 untuk putra Kemukus.
            Adzan dluhur bergema menentramkan hati warga Kemukus yang seratus persen dalam KTPnya beragama Islam. Hanya beberapa orang yang sadar akan panggilan Tuhan itu. Masjid Sunan kalijogo tak seramai seperti ketika shalat Jumat dan Ied tiba. Sekitar sepuluh orang berjamaah di masjid yang dibangun sejak tigapuluh tahun yang lalu itu. Acara sedekah bumi berlanjut di keramat, tempat bersemayam danyang dukuh Kemukus. Tampak orang-orang tua berbondong-bondong menuju tempat yang digunakan untuk menggelar wayang kulit. Beberapa pedagang mainan dan jajanan berjejer di tepi jalan menuju keramat. Animo golongan tua dan anak-anak sangat besar untuk melihat acara ini. Meskipun tujuan mereka berbeda. Kehadiran mereka turut meramaikan tradisi yang telah berlangsung berabad-abad ini. Sementara kaum muda tampak kurang bergairah melihat wayang kulit. Mereka beralasan sudah bosan dengan wayang kulit yang selalu menghadirkan cerita yang sama. Yaitu kisah tentang Ramayana dan Mahabarata.
            Roda waktu yang berputar tak terasa telah mengantarkan warga Kemukus ke acara terakhir dari sedekah bumi. Acara yang sangat di nanti-nanti oleh golongan muda. Acara yang belum pernah dilakukan sebelumnya dalam sedekah bumi. Dan acara ini adalah konser dangdut dari group orkes terkenal di Jawa Timur. Meskipun acara ini sempat ditentang keras oleh golongan tua. Atas keputusan kepala dukuh acara ini terselanggara.
            Jalan-jalan mulai ramai oleh raungan knalpot dari sepeda motor varietas Yamaha maupun Honda. Tak hanya pemuda Kemukus yang memenuhi depan panggung. Pemuda dari dukuh dan kelurahan sebelah turut memenuhi area konser dangdut yang diselenggarakan di pertigaan dukuh. Sang biduanita mulai beraksi dengan menyanyikan lagu bunga. Dan tanpa menunggu komando, serentak pemuda kemukus telah berjoget di depan panggung. Dentuman musik dangdut seakan telah membuat pemuda-pemuda berjoget kesetanan. Pengaruh alkohol telah merasuk pada diri sebagian besar dari mereka. Terkadang timbul sedikit kerisuhan yang disebabkan oleh aksi senggol-senggolan.
            “Pri, Rahayu minta di jemput di terminal Gabus. Katanya tadi sudah sms kamu tapi tidak kamu balas ”, Agus memberitahu Supri. “Alamak!!! Sedang asyik joget gini kok diminta jemput di terminal. Kamu aja yang jemput adikku, Gus!”, ucap Supri. “ Wah, aku kan tidak bisa naik motor, Pri !”, jawab Agus. “ Ya sudah. Tapi nunggu lagu ini berakhir. Sms ke adikku, dua puluh menit lagi aku sampai di terminal !” Ucap Supri.
            Kalau tidak adik perempuan satu-satunya yang meminta Supri untuk menjemputnya. Tak mungkin Supri mau meninggalkan konser dangdut yang menjadi idenya dalam sedekah bumi. Dalam pekat malam ia mengendarai si Capung, sepeda motor yang biasa ia gunakan untuk kuliah ke Semarang. Tak tanggung-tanggung, Supri menggeber si Capung di atas kecepatan normal.  
            Rahayu, adik perempuan Supri yang juga kuliah di Semarang ini tak sabar menunggu kakaknya. Ia takut berada sendirian di terminal yang mulai sepi. Di pandangnya warung bakso yang ada di tepi jalan dekat pintu terminal. Tanpa pikir panjang, ia berjalan ke warung itu untuk memenuhi panggilan perutnya yang mulai kelaparan. Dua puluh menit sudah ia menunggu kakaknya. Namun ternyata kakaknya tak kunjung tiba. Ia coba sms Agus, temen kakaknya. Agus bilang kalau kakaknya sudah berangkat ke terminal. Perasaan Rahayu mulai tidak enak, ia takut ada-apa apa dengan kakaknya. Ia pun mulai meminta Agus dan teman-temannya untuk  menyusul kakaknya.
            Agus pun mulai penasaran. Ia baru sadar kalau ternyata Supri baru saja minum-minum dengnnya sebelum berjoget. Dalam pikirannya mulai timbul bayangan buruk yang mungkin menimpa Supri. Bersama dengan kedua temannya, Azis dan Yono, ia berangkat menelusuri jalan menuju terminal Gabus. Sampai di daerah Blingijati belum ada apa-apa di jalanan. Namun setelah sampai di daerah Padangan, mulai terlihat kalau ada keramaian di pinngir jalan. Dan benar apa yang diduga oleh Rahayu dan Agus. Ternyata Supri kecelakaan. Menurut warga desa setempat, Supri kecelakaan dengan menabrak pohon Randu yang ada di tepi jalan. Supri sudah tak bisa ditolong karena parahnya luka yang didapat. Kepalanya pecah terkatuk oleh batu besar yang berada di dekat pohon. Agus meminta Azis untuk menjemput Rahayu. Sementara ia da Yono akan mengevakusi mayat Supri.
            Keesokan harinya, gema speaker di masjid Sunan kalijogo memberitahukan berita duka terkait kematian Supri, sang penggagas konser dangdut dalam sedekah bumi. Warga kemukus berbondong-bondong untuk takziah ke rumah Supri. Tak ada yang tahu apakah kematian Supri adalah akibat ia tak mematuhi adat yang telah berjalan selama berabad-aban lamanya  atau disebabkan oleh  takdirnya yang harus meninggalkan kehidupan di waktu itu dengan cara seperti itu. 
  Malang, 24-4-11

*) Afif Afandi, lahir di Pati tahun 1990 adalah mahasiswa ilmu Budaya yang sedang bergeliat di komunitas sastra Mata Pena Brawijaya.  Sekarang sedang berjuang untuk menerbitkan antologi cerpen bersama komunitas sastra Mata Pena.

Contoh Lembar Pengesahan dalam PKMM

LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul Kegiatan : Pelatihan Kepenulisan dan Pembuatan Majalah Cerpen di Madrasah Tsanawiyah Sunan Kalijogo sebagai Upaya Pembelajaran Sastra Efektif

2. Bidang Kegiatan : ( ) PKM-P ( ) PKM-K
( ) PKM-T ( v ) PKM-M

3. Bidang Ilmu : ( ) Kesehatan ( ) Pertanian
( ) MIPA ( ) Teknologi
( ) Sosial Ekonomi ( v ) Humaniora
( ) Pendidikan
4. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : Afif Afandi
b. NIM : 0911110105
c. Jurusan : Bahasa dan Sastra/ Sastra Inggris
d. Universitas : Brawijaya
e. Alamat Rumah dan no.HP : Jl. Candi 2 Karang Besuki Sukun- Malang
08978082986
f. Alamat email : afandisme43@gmail.com
5. Anggota Pelaksana Kegiatan : 2 orang
6. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar : Yusri Fajar, M.A.
b. NIP : 19770517 200312 1 001
c. Alamat Rumah dan no.HP : Bale Arjosari Residence B-37 Blimbing-Malang
082143300090
7. Biaya Kegiatan Total : Rp. 3.500.000,00
a. DIKTI : Rp. 3.500.000,00
b. Sumber lain : -
8. Jangka Waktu Pelaksanaan : lima bulan



Mengetahui,
Ketua Jurusan
BASTRA FIB UB


Syariful Muttaqin, M.A.
NIP. 19751101 200312 1 001


Pembantu Rektor III UB


Ir. H. RB. Ainurrasjid, MS
NIP. 130 935 076
Malang, 26 Mei 2011


Ketua


Afif Afandi
NIM. 0911110105


Dosen Pembimbing


Yusri Fajar, M.A.
NIP. 19770517 200312 1 001


Perhatian : Untuk Tempat Tanda Tangan disesuaikan dengan panduan yang ada dalam pedoman PKM.

Contoh Abstrak dan Kata Pengantar dalam PKM (Program Kreativitas Mahasiswa)

ABSTRAK

Cerpen merupakan bacaan ringan yang selesai dibaca sekali duduk. Membaca cerpen tidak perlu membutuhkan pemikiran yang memeras otak. Karena cerpen sangat mudah untuk dipahami. Sementara majalah cerpen adalah wadah untuk mengemas cerpen menjadi sesuatu yang lebih menarik.
Pelatihan kepenulisan dan pembuatan majalah cerpen sanggat cocok untuk diterapkan sejak dini, yaitu ketika masa-masa SMP. Karena pada tahap ini manusia mengalami masa transisi. Yaitu perpindahan antara masa kanak-kanak menjadi remaja. Sekolah pinggiran seyogyannya mendapat perhatian lebih dari instansi pendidikan maupun masyarakat. Oleh karena itu objek pelatihan dilaksanakan di sekolah yang meiliki siswa-siswi berpotensi, tetapi kurang mendapatkan perhatian.
Dalam pelaksanaannya, metode pelatihan kepenulisan dan pembuatan majalah cerpen merupakan upaya pembelajaran sastra efektif. Hal ini disebabkan dengan banyaknya praktek yang dilakukan ketika proses pelatihan. Ditambah lagi dengan adanya pemateri yang berkompeten, metode pembelajaran berbasis games, dan pengawasan yang disiplin. Hal ini semakin mengukuhkan efekifitas pembelajaran sastra.
Respon positif diberikan oleh pihak sekolah, mulai dari kepala sekolah sampai guru bahasa Indonesia. Pelatihan ini menjadikan siswa-siswai MTs Sunan kalijaga bisa membuat cerpen yang baik dan benar. Mereka juga mampu memahami bagaimana cara mengemas cerpen dalam majalah. Diharapkan dengan adanya pelatihan ini, MTs Sunan kalijogo yang notabene adalah MTs pinggiran bisa menjadi sekolah yang mempunyai nilai lebih dalah hal kepenulisan sastra.

Kata Kunci : Cerpen, Majalah Cerpen, Pelatihan kepenulisan







KATA PENGANTAR

Alhamdulillah kami panjatkan syukur kehadirat Allah SWT. Karena atas berkah, rahmat dan ijin Nya kami bisa menyelesaikan laporan akhir program pengabdian masyarakat yang berjudul Pelatihan Kepenulisan dan Pembuatan Majalah Cerpen di Madrasah Tsanawiyah Sunan Kalijaga sebagai Upaya Pembelajaran Sastra Efektif.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada pihak – pihak yang telah membantu terselesaikannya karya kami ini :
1. Yusri Fajar, M.A
2. Nur Asiyah Latifui, S.E
3. Guru Bahasa Indonesia MTs Sunan Kalijaga
4. Serta semua pihak yang turut membantu terselesaikannya karya ilmiah ini yang tidak dapat kami sebutkan satu – persatu.
Laporan akhir ini disusun untuk mengikuti Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Pengabdian Masyarakat yang diadakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen DIKTI) Jakarta tahun 2010-2011
Kami selaku pelaksana program sadar bahwa tiada sesuatu yang sempurna di dunia ini, begitu pun laporan akhir yang telah kami buat, baik dalam hal isi maupun penulisannya. Kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat kami harapkan demi kesempurnaan penelitian dan proposal kami selanjutnya. Terakhir, kami berharap agar hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi peneliti khususnya dan masyarakat pada umumnya.

Malang, 26 Mei 2011

Contoh Isi Laporan Akhir PKMM " Pelatihan Kepenulisan dan Pembuatan Majalah Cerpen di MTS Sunan Kalijogo Karang Besuki, Kota Malang"

I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah
Cerpen merupakan bacaan ringan yang banyak dikonsumsi oleh berbagai kalangan masyarakat, baik itu remaja ataupun orang tua. Terutama bagi remaja, mereka sangat suka membaca cerpen daripada artikel opini yang terlalu berat untuk dikonsumsi otak. Keberadaan cerpen bagi remaja bisa disandingkan sebagai camilan yang seringkali mereka makan. Cerpen tidak membutuhkan kinerja otak untuk bekerja keras dalam mencerna isi yang ada di dalamnya, tetapi cerpen bisa menimbulkan dampak pesan yang ingin disampaikan oleh penulis lebih mengena. Hal itu disebabkan oleh imajinasi pembaca yang mengikuti alur cerita menjadikan perasaan pembaca mudah menangkap hal-hal positif yang ingin disampaikan oleh penulis.
Pengemasan cerpen dalam wadah majalah cerpen dimaksudkan untuk memudahkan pembaca cerpen menikmati buah karya penulis cerpen. Hal itu juga dimaksudkan untuk melatih siswa-siswi dalam hal pembuatan majalah. Sehingga mereka bisa mengerti bagaimana cara menulis cerpen, mengedit, lay out sampai menjadikannya sebagai majalah yang siap dikonsumsi pembaca. Karena sifat cerpen yang bisa dinikmati sepanjang masa, tidak seperti berita atau artikel yang rentan kadaluarsa semakin meyakinkan penulis untuk bersemangat dalam menulis cerpen. Bentuk majalah tentunya akan semakin menarik pembaca karena ditampilkan dalam desain yang menarik hati dengan isi majalah yang memikat tentunya.
Upaya pembelajaran sastra yang efektif melalui pelatihan kepenulisan cerpen dan pembuatan majalah cerpen mempunyai banyak keuntungan. Karena untuk seorang cerpenis yang karyanya bisa dimuat dalam koran lokal, lebih-lebih skala nasional bisa mendapatkan insentif yang lumayan besar, mereka akan mendapatkan apresiasi baik berupa materi ataupun popularitas dari media terkait. Apalagi sekarang banyak sekali paguyuban sastra yang menghelat lomba cerpen, sehingga membuka kesempatan untuk meraih insentif lebih. Selain itu, seorang cerpenis juga akan mendapatkan kepuasan berupa kenikmatan batin setelah menyelesaikan buah karyanya, apalagi buah karya tersebut bisa dimuat di koran atau memenangkan lomba. Itulah mengapa pelatihan kepenulisan dan pembuatan majalah cerpen tidak bisa dipandang sebelah mata.
Berdasarkan uraian di atas, dapat diambil suatu kesimpulan sementara bahwa pelatihan kepenulisan cerpen dan pembuatan majalah cerpen dapat dijadikan sebagai sarana pembelajaran sastra efektif. Oleh karena itu, kami bermaksud memberikan pelatihan kepenulisan dan pembuatan majalah cerpen di MTs Sunan Kalijaga.

I.2 Perumusan Masalah
1. Apakah manfaat pelatihan kepenulisan dan pembuatan majalah cerpen bagi siswa-siswi MTs Sunan Kalijaga?
2. Bagaimana cara melatih siswa-siswi MTs Sunan Kalijaga untuk membuat cerpen dan majalah cerpen ?

I.3 Tujuan Program
Kegiatan ini mempunyai beberapa tujuan. Adapun tujuan dari pelaksanaan kegiatan ini adalah :
1. Mengajak para siswa-siswi MTs Sunan Kalijaga supaya gemar menulis.
2. Mengajak siswa-siswi agar tertarik terhadap sastra, khusunya cerpen.
3. Menunjukkan pada remaja atau siswa bahwa cerpen itu tidak hanya untuk dibaca dan dinikmati, tetapi juga dapat dijadikan sebagai sarana berekspresi.
4. Mengembangkan bakat dan minat siswa tehadap dunia tulis-menulis.

I.4 Luaran Yang Diharapkan
Luaran yang diharapkan dari kegiatan ini adalah :
1. Siswa-siswi MTs Sunan Kalijaga dapat membuat cerpen dengan kreatif dan baik sehingga mendukung proses pembelajaran dalam bidang bahasa dan sastra.
2. Pelatihan pembuatan majalah cerpen menjadikan siswa-siswi MTs Sunan Kalijaga semakin gemar membaca dan menulis karya sastra.
3. Menjadikan siswa-siswi MTs Sunan Kalijaga semakin dapat meraih prestasi dalam bidang kepenulisan, terutama cerpen.

I.5 Kegunaan Program
Adapun kegunaan dari program ini, diantaranya :
1. Memberikan pelatihan kepada siswa-siswi MTs Sunan Kalijaga untuk membuat cerpen dan majalah cerpen.
2. Memberikan siswa-siswi MTs Sunan Kalijaga wadah media tulis menulis berupa majalah cerpen.
3. Menggali potensi bakat kepenulisan yang sebenarnya dimiliki oleh siswa-siswi MTs Sunan Kalijaga.
4. Membantu memberikan pendidikan kepenulisan bagi siswa-siswi MTs Sunan Kalijaga yang selama ini hanya diemban oleh satu guru mata pelajaran Bahasa Indonesia saja.


II. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN

MTs Sunan Kalijaga merupakan MTs swasta yang masih berdiri kokoh di tengah kota Malang yang memiliki jumlah siswa sebanyak kurang lebih 150 siswa. MTs yang terletak di jalan Candi, kelurahan Karang Besuki, kecamatan Sukun ini banyak ditempati oleh siswa yang berasal dari pelosok kelurahan Karang Besuki dan beberapa siswa yang berasal dari daerah pegunungan. Keberadaannya di tengah kota memiliki banyak potensi untuk dikembangkan. Dengan banyaknya sekolah menegah pertama yang berdiri di tengah kota Malang, keberadaan MTs Sunan Kalijaga dituntut untuk bisa bersaing dengan sekolah-sekolah tersebut.
Minat kepenulisan di MTs Sunan Kalijaga belumlah begitu berkembang. Di sana siswa baru bisa menuangkan kepenulisan, terutama cerpen melalui media majalah dinding. Di samping itu, di MTs tersebut hanya memiliki satu guru pengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk mengajar kelas satu sampai kelas tiga. Degan terbatasnya media untuk mengapresiasikan bakat menulis mereka maka tidak heran prestasi di bidang kepenulisanpun masih sangat minim. Tidak ada majalah sekolah seperti layaknya sekolah-sekolah menegah pertama lainnya. Tidak juga ada buletin-buletin yang terbit tiap pekan ataupun bulanan yang sebenarnya mampu untuk mewadahi bakat kepenulisan mereka.



III. METODE PENDEKATAN

Metode yang akan dilaksanakan dalam kegiatan ini adalah :

1. Survey Lapangan
Survey lapangan yaitu pelaksana pengabdian masyarakat mendatangi langsung ke lokasi pengabdian masyarakat. Hal ini kami lakukan sebelum PKMM berlangsung. Survey bertujuan untuk mengetahui kondisi siswa dan proses pembelajaran yang selama ini dilaksanakan disana dan untuk menetapkan program pelatihan yang tepat.
2. Pelatihan kepenulisan cerpen.
Kegiatan pelatihan kepenulisan cerpen dilakukan selama satu bulan dengan empat kali pertemuan. Pelaksanaan pelatihan kepenulisan cerpen bekerjasama dengan Komuitas Mata Pena Sastra Brawijaya. Dengan dibantu para penulis atau cerpenis dari Mata Pena Sastra Brawijaya, maka siswa lebih mudah dan cepat untuk memahami materi pelatihan dan pembuatan cerpen. Dalam pelaksanaanya, tidak jarang pemateri memberikan materi berbasis fun learning.
3. Pelatihan pembuatan majalah cerpen
Kegiatan pelatihan pembuatan majalah cerpen dilakukan selama dua kali pertemuan. Dalam hal ini tim PKMM bekerjasama dengan LPM MIMESIS dan Gen-Q Post. Dengan hadirnya pemateri yang sudah ahli dibidangnya, maka peserta pelatihan pembuatan majalah cerpen bisa mamahami dan mengaplikasikan teori pembuatan majalah dengan baik .
4. Pengawasan
Pengawasan dilakukan oleh kami sebagai tim PKMM selama proses pembuatan cerpen berlangsung, hal ini dimaksudkan untuk mengontrol kemajuan peningkatan kemampuan kepenulisan siswa-siswi MTs Sunan Kalijaga.
5. Pendistribusian
Pendistribusian majalah cerpen dilaksanakan setelah majalah cerpen selesai dicetak. Adapun lokasi pendistribusian disebarkan ke MTS Sunan Kalijogo, MI Sunan Kalijogo, SDN 1 Karang Besuki, SDN 2 Karang Besuki. Pendistribusian ke MI dan SD dimaksudkan untuk menarik minat siswa-siwi MI dan SD terhadap dunia sastra tulis.
6. Evaluasi
Kegiatan evaluasi dilakukan setelah semua rangkaian program pelatihan telah selesai. Kegiatan ini juga dimaksudkan untuk mengetahui hasil perkembangan siswa- siswi peserta kepelatihan. Hasil karya siswa akan diukur sesuai dengan standar penilaian untuk perbaikan karya- karya siswa-siswi peserta kepenulisan agar menjadi lebih baik.

IV. PELAKSANAAN PROGRAM

IV.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Tempat : MTs Sunan Kalijaga Karang Besuki, Sukun, Kota Malang
Waktu : Januari - Mei 2011

IV.2 Tahapan Pelaksanaan
Kegiatan Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4 Bulan 5
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Konsultasi
Perencanaan kegiatan
Survey Lapangan
Pelatihan pekan I
( Pengenlan program pelatihan kepenulisan, pemberian motivasi, brainstorming )






pertama
Pelatihan pekan II
(Pengenalan unsur-unsur cerpen; plot, setting, alur, karakter, sudut pandang penulis)
Pelatihan pekan III
(Pelatihan menggembangkan unsur-unsur cerpen menjadi sebuah cerita)
Pelatihan pekan IV
(Pelatihan cara mengedit cerpen)

Pelatihan pekan V
( Konsultasi akhir pembuatan cerpen, pelatihan pembuatan majalah cerpen tahap awal: pengenalan arti majalah )
Pelatihan pekan VI
(Pelatihan pembuatan majalah cerpen tahap akhir: lay out, cara mencetak majalah, dan cara mendistribusikan majalah)
Pembuatan blog dan facebook “Aksara Kalijogo” sebagai media untuk mewadahi hasil karya siswa ke depan sekaligus publikasi ke masyarakat luar
Pembuatan kelompok kepenulisan MTS Sunan Kalijogo
Penerbitan majalah cerpen
Distribusi Majalah ke SDN Karang Besuki I dan II, MI dan MTS Sunan kalijogo
Evaluasi
Penyusunan laporan akhir

IV.3 Instrument Pelaksanaan
IV.3.1 Mahasiswa Pelaksana Program
Anggota pelaksana terdiri dari tiga orang dengan pembagian tugas sebagai berikut :
a. Afif Afandi : Ketua pelaksana, Konseptor acara
b. Kurnia Widi Tetuko : Bendahara, Humas
c. Syamsu Abdul Hamid : Sekretaris, Konsumsi

IV.3.2 Dosen pembimbing
Bapak Yusri Fajar memberi pengarahan dalam pelaksanaan program serta ikut berpartisipasi aktif dalam pelaksanaan program.

IV.3.3 Pihak sekolah MTs Sunan Kalijogo
a. Dua puluh siswa-siswi yang menjadi peserta pelatihan yang paling konsisten.
b. Kepala Sekolah MTs Sunan Kalijogo sebagai pendukung dan penanggung jawab pelaksanaan program.
c. Guru Bahasa Indonesia sebagai pendukung pelaksanaan program dan pendampingan terhadap peserta pelatihan.

IV.4 Rencana dan Realisasi Biaya

No Uraian Debet Kredit
1. Dana PKMM Rp 3.500.000
2. Pembelian logbook Rp 11.500
3. Pembelian buku absen Rp 1.500
4. Pembelian buku tulis 3 pack Rp 52.000
5. Pembelian pena 3 pack Rp 45.000
6. Pembelian kertas HVS1 pack Rp 29.500
7. Pembelian Aqua 1 kardus Rp 17.000
8. Sewa handycam untuk 3x pelatihan Rp 300.000
9. Sewa kamera digital untuk 6x pelatihan Rp 180.000
10. Pembelian kaset handycam Rp 50.000
11. Pembelian 2 bungkus makanan ringan Rp 9.000
12. Pembelian 2 pack permen Rp 8.000
13. Pembelian roti kotak untuk pelatihan perdana Rp 39.000
14. Fotocopy contoh cerpen Rp 7.000
15. Pembelian buku tulis 1 pack Rp 15.000
16. Pembelian map file dan fotocopy Rp 19.800
17. Pembelian air minum 1 kardus Rp 14.000
18. Pembelian roti kotak untuk pelatihan pekan ke dua Rp 52.000
19. Sewa LCD 2,5 jam Rp 125.000
20. Pembelian roti bungkus untuk pelatihan pekan ke tiga Rp 44.000
21. Pembelian roti bungkus untuk pelatihan pekan ke empat Rp 30.000
22. Print contoh sertifikat Rp 2.500
23. Sewa LCD 2,5 jam Rp 125.000
24. Pembelian roti bungkus untuk pelatihan pekan ke lima Rp 46.900
25. Sewa LCD 2,5 jam Rp 125.000
26. Cetak sertifikat sebanyak 20 lembar Rp 60.000
27. Pembelian roti bungkus untuk pelatihan ke enam Rp 47.300
28. Pembuatan laporan kemajuan untuk monev internal Rp 36.000
29. Cetak contoh majalah cerpen Rp 25.000
30. Burning CD-R bahan presentasi monev internal Rp 3000
31. Fotocopy lembar logbook Rp 3.000
32. Cetak majalah cerpen sebanyak 300 eks Rp 1.800.000
33. Pembuatan laporan kemajuan untuk monev eksternal Rp 36.000
34. Pembelian bahan bakar kendaraan sepeda motor selama pelatihan Rp 90.000
35. Burning CD-R bahan presentasi monev eksternal Rp 3000
36. Pembuatan laporan ahir PKMM Rp 48.000
Jumlah Rp 3.500.000
Saldo Rp 0

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V.1 Hasil Pelaksanaan Program
Program pengabdian masyarakat ini terbagi menjadi empat bagian program

a. Konsolidasi dengan pihak sekolah MTs Sunan Kalijogo
Hasil pelaksanaan : pihak sekolah sangat antusias dan menyetujui dengan adanya progam pelatihan kepenulisan dan pembuatan majalah cerpen

b. Sosialisasi (pengenalan program)
Hasil pelaksanaan : Pengenalan program
Dilaksanakan sebelum pelatihan. Adapun siswa yang menjadi obyek pelatihan bersal dari perwakilan kelas tujuh dan delapan. Respon dari siswa sangat antusias dengan progam yang mengasikkan ini.

c. Monitoring dan pelaksanaan program
Setiap minggu peserta pelatihan kepenulisan dan pembuatan majalah cerpen mendapatkan pelatihan dari tim PKMM dan pemateri yang didatangkan khusus dari luar sesuai dengan bidangnya. Untuk mengetahui perkembangan peserta pelatihan, dari tim PKMM memberikan tugas penulisan cerpen yang berkelanjutan, bimbingan dan evaluasi perkembangan pada setiap mingggunya

d. Berkordinasi dengan pihak sekolah untuk kelanjutan pelaksanaan program



V.2 Pembahasan
Program pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk memberikan pembelajaran sastra yang efektif melalui pelatihan kepenulisan dan pembuatan majalah cerpen. Para siswa dilatih agar bisa menulis cerpen dengan baik dan mengemasnya dalam bentuk majalah cerpen. Pemilihan cerpen sebagai media pelatihan kepenulisan dikarenakan sifat cerpen yang sangat mudah dipahami. Sedangkan pengemasan dalam majalah cerpen digunakan untuk mengubah mindset pengemasan kumpulan cerpen dalam bentuk buku yang cenderung kaku. Dengan mengemasnya dalam majalah, tentunya siswa-siswi akan lebih tertarik karena di dalamnya disertai dengan gambar-gambar yang unik dan lay out majalah yang enak dipandang mata.
Tujuan dipilihnya MTs Sunan Kalijogo sebagai tempat pengabdian karena keadaan MTs ini yang berada di tengah kota dan menghadapi persaingan dengan sekolah tingkat menengah yang lainnya. Dari data-data yang ada, MTs Sunan kalijogo bisa dipandang sebagai MTs Swasta yang berjuang ditengah kemapanan sekolah tinggat pertama yang berlabel negeri dan mempunyai banyak siswa. MTs ini tidak seperti MTs yang lainnya karena sedikitnya siswa yang ada. Jumlah siswa kelas satu hanya 18 anak, kelas dua sekitar 40 anak, begitu juga dengan kelas tiga. Ada tidaknya siswa yang masuk ke MTs Sunan Kalijogo bergantung pada hasil Ujian Nasional kelas tiga. Kalau hasilnya tidak memuaskan, bisa jadi sekolah ini tidak mempunyai siswa-siswai baru. Oleh karena itu, dengan adanya pelatihan ini dimaksudkan untuk membantu MTs Sunan Kalijogo mempunyai keistimewaan di bidang kepenulisan sastra dan pembuatan majalah. Dengan banyaknya siswa-siswi yang bisa menulis cerpen dan mengemasnya dalam majalah, apalagi kalau sampai tulisan cerpen mereka di muat di Koran lokal maupun nasional. Hal ini akan menambah nilai tersendiri bagi MTs Sunan kalijogo dan berujung pada peningkatan mutu MTs yang selangkah lebih maju dari MTs maupun SMP yang ada di kota Malang.
Pelatihan kepenulisan dan pembuatan majalah cerpen yang telah terlaksana selama enam kali terbukti bisa mencetak dan mengembangkan bakat kepenulisan cerpen bagi siswa-siswi MTs Sunan Kalijogo. Mereka juga mengerti bagaimana proses pembuatan majalah. Sehingga diharapkan hal ini akan memberikan nilai plus dalam mengembangkan minat siswa dan juga pengembangan MTs Sunan kalijogo ke depan. Adapun untuk kelanjutan program ini dari tim PKMM telah memfasilitasi siswa-siswi yang berminat dalam dunia tulis menulis dengan membuat komunitas penulis “ Aksara Kalijaga” dan membuatkan blog maupun grup facebook sebagai media publikasi karya mereka kepada masyarakaat luas.

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

VI.1 Kesimpulan
a. Pelatihan kepenulisan dan pembuatan majalah cerpen dapat digunakan sebagai sarana pembelajaran efektif dalam rangka pengembangan bakat dan minat siswa terutama dalam bidang sastra.
b. Pelatihan kepenulisan dan pembuatan majalah cerpen dapat meningkatkan pengetahuan siswa tentang cara untuk membuat cerpen dan majalah cerpen.
c. Pelatihan kepenulisan dan pembuatan majalah cerpen dapat meningkatkan mutu MTs Sunan Kalijogo untuk selangkah lebih maju.

VI.2 Saran
a. Keberlanjutan program akan lebih terjamin apabila ada pemantauan yang jelas dari pihak sekolah, terutama dari pihak guru Bahasa Indonesia, dan Kepala Sekolah
b. Pelatihan kepenulisan dan pembuatan majalah cerpen yang telah dilaksanakan diharapkan bisa ditiru oleh sekolah lain.
c. Pengiriman cerpen yang dihasilkan oleh siswa-siswi ke koran-koran lokal maupun nasional dapat dijadikan sebagai cara untuk mempromosikan sekolah.
d. Penggunaan media blog dan facebook secara maksimal