Selasa, 20 Maret 2012

Ember Penampung Rizki



Hujan turun dengan derasnya, dan Ibu dengan tergopoh-gopoh membawa ember untuk kemudian menaruhnya di bawah talang (Bhs Jawa). Air hujan yang jatuh ke ember itu akan digunakan untuk menyiram bunga katanya.

Bercerita tentang hujan dan ibuku yang menaruh ember dibawah rintikannya, ku teringat pada petuah eyang Baskoro yang mengibaratkan hujan sebagai rizki. Sementara manusia didunia mempunyai dua pilihan untuk mendapatkannya. Yaitu dengan menaruh ember secara benar, sehingga air hujan bisa jatuh mengisi ember dengan penuh. Bukan menaruh ember secara terbalik, sehingga tidak bisa menampung air hujan.

Aktifitas menaruh ember dengan benar merupakan ikhtiar manusia untuk mendapatkan rizki. Adapun turun atau tidaknya hujan bukanlah kita yang menentukan, melainkan merupakan sang pemilik jagadlah yang jadi penentu. Tugas kita hanya beriktiar atau membuka ember agar bisa dipenuhi air hujan. Setelah itu pasrahkanlah semua pada Sang Pemilik Jagad. Meskipun kita berusaha semaksimal mungkin, kalau hujan ditakdirkan tidak turun. Tentunya kita tidak akan dapat apa-apa. Namun, paling tidak dengan iktiar membuka ember , kita bisa mendapatkan rizki jika memang tuhan menurunkan hujan atau dalam arti memberi kita rizki. Rizki ataupun hujan memang sudah ditentukan Tuhan, namun kalau kita tidak membuka ember untuk mewadahinya. Bagaimana kita bisa mendapatkan rizki itu. Mari bersama-sam berikhtiar untuk membua ember, untuk mendapatkan rizki yang telah ditentukan pada kita semua.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar